BIOGRAFI

Foto saya
Indonesia
guE TeRlAHiR DARi kElUarGA yG SyRt deNGn KesEDeRhanNAAn, Pd hr SABtU PAHiNg,tgL 22 nOv1980.tepatNya Di DeSA paTiHAN karANGrEjO mgt. prinSiP HiDuP gUE to GA sUKA nEkO2, hIdUp iNi kEras DAN PeNuH pErJuanGAN.SeBeSAR aPapuN RinTANGAN dan KeRaSNYA kEhIdUpan KiTA HAruS TeTAP meNjALani... KARENA kEhIdUpan InI TeTAP BeRjalan DAN KiTA haruS mElaluiNya.DAN GuE PnYA kata2 Yg BiKiN gUe tEtap mEnjaliNi kEhIdUpan InI DEnGAN SAbAR DAN tEGAR sElama InI.DAn jadI InSpIraSi bUAT aq : " JiKA hATiMu BeRgEtar mRAh mElihat kEtIDAKADiLan maka eNgKoU adaLaH TeMAnKu" " OjO RuMoNgSo BiSo ANAnGiNg BiSo'O rUmONGsO" "sEpIrO gEdEnE sANgSoRo YeN tInOmPo AMUNg DADi CoBo " " SuRoDiRo JoYo dInInGrat LeBuR dEnInG panGAStUtI " "MANUSIA BISA DIMUSNAHKAN,MANUSIA BISA DIHANCURKAN,TETAPI MANUASIA TIDAK BISA DIMATIKAN SELAMA MANUSIA ITU TETAP SETIA HATI PADA DIRINYA SENDIRI" " ParInGoNo TOngkat maranG wOnG kang WuTo,PARINGoNo SANDANG mRANg WoNg KANg muDo,pariNgOnO papaN MARANg wOnG kang KuDANAN" OKE gUy SALAM kEnal darI (FARA tEpLoKnEt)

Rabu, 05 Desember 2007

jEriTAN kaUm KiRi Alberto Granado



Sahabat Dekatku Bernama Che Guevara’

Bagi jutaan orang, Ernesto ”Che” Guevara mungkin saja adalah ikon revolusi. Namun bagi Alberto Granado, Che adalah seorang sahabat. Kisah Granado ini diabadikan melalui sebuah dokumentasi stasiun televisi Inggris, BBC Two. erungkap bahwa pada 1952, dua pria muda dari Argentina itu bertualang ke kawasan Amerika Selatan dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan ini membuat keduanya menjadi sahabat dekat. Dan mengubah mereka bagaimana memandang dunia.
Kisah Alberto ini juga belum lama ini difilmkan dengan judul The Motorcycle Diaries. Ia mengatakan ia masih melaksanakan nasehat-nasehat Che—hampir 40 tahun setelah Che meninggal dunia.
”Che tak pernah melupakan saya dan sayapun tidak pernah melupakannya,” kata Alberto kepada BBC.
”Kepribadiannya begitu kuat sehingga tak mungkin untuk melupakannya, terutama saya.”

Pengemis Bersepeda motor

Che dan Alberto pertama kali bertemu pada 1942, ketika Alberto berusia 20 tahun sementara Che baru berusia 14 tahun. Pada pertemuan ini Alberto bisa memperkirakan kelak Che akan menjadi tokoh besar. ”Yang paling saya hargai dari persahabatan kami adalah kejujurannya dan kemampuan dia mengubah hal-hal negatif menjadi sesuatu yang positif,” ungkap Alberto. Keduanya langsung akrab, namun Che bukanlah tipe yang langsung bisa cocok. ”Dia tidak suka berkompromi. Jadi tidak mudah sebenarnya (berteman dengan dia) kecuali anda memiliki visi yang sama dengannya,” kata Alberto.

Kedua pria ini akhirnya bisa mewujudkan impian yang lama mereka pendam ketika berpetualang dengan sepeda motor ”La Poderosa” pada 1952. Mereka menyeberang dari Argentina masuk ke Chile, dan tak lama kemudian mereka kehabisan uang. Keadaan ini memaksa keduanya ”pengemis bersepeda motor”, seperti yang pernah dikatakan Che.

Dalam perjalanan di kawasan Amerika selatan ini mereka tergantung dengan budi baik dan keramahan orang-orang asing. Sepeda motor mereka akhirnya rusak di Los Angeles, Chile, dan dua sahabat ini melanjutkan perjalanan dengan perahu, kuda, dan truk.

Bagi Alberto ini adalah saat yang menyedihkan. ”Ini seperti mengucapkan kata perpisahan dengan seseorang yang dicintai,” kata Alberto.

Dokter Rakyat

Perjalanan panjang ini juga membuka mata mereka bahwa ada perbedaan perlakuan. ”Perjalanan ini membuat kami sadar ada miskin dan kaya,” ungkap Alberto. ”Yang terpenting adalah kesadaran bahwa kami mempunyai pandangan yang sama untuk hal-hal yang kami rasa bertentangan dengan rasa keadilan.”

Pekan yang mereka lewatkan di sebuah perkampungan penderita lepra Sao Paulo di Amazon menentukan jalan kehidupan mereka.

”Saya mempunyai kesan bahwa Che mengucapkan selamat tinggal kepada institusi pengobatan dan menjadi dokter bagi rakyat,” ungkap Alberto.

Mereka berpisah di Caracas, setelah sembilan bulan bersama. Alberto bertahan di ibukota Venezuela tersebut untuk mengerjakan penelitian tentang lepra, sedangkan Che pergi ke Buenos Aires untuk menyelesaikan kuliah di kedokteran.

Kemudian Che pergi ke Meksiko. Di sinilah ia bertemu dengan Fidel Castro yang kelak menjadi pemimpin Kuba. Pada 1956 mereka mengivasi Kuba dengan tentara revolusioner.

Sukses dengan revolusi pada 1959, Che mengundang Alberto ke Kuba. Bagi Alberto undangan ini diterima dengan senang hati karena Kuba baginya adalah ”tempat yang selalu diimpikan”.

Ia mengatakan, ”Kuba adalah tempat di mana orang-orang ingin meningkatkan kemampuan diri dari sudut pandang sains atau seni.”

Warisan Che

Setelah revolusi Kuba, kedua sahabat mengambil jalan sendiri-sendiri. ”Che memilih jalan menuju pembebasan,” kata Alberto. ”Dia ingin memicu revolusi di seluruh Amerika selatan,” tandas Alberto.

Lebih dari 37 tahun setelah Che dieksekusi di Bolivia, wajahnya masih bisa ditemukan di berbagai poster dan kaos oblong.

Che juga hidup sebagai legenda di berbagai buku dan film. ”Apa yang ia omongkan, renungkan, dan lakukan, masih layak hingga saat ini. Makanya mereka menggunakan citra Che,” katanya.

Alberto juga masih mengagumi sang sahabat. ”Saya menjadi seperti sekarang karena perjalanan yang kami lalui bersama, karena revolusi Kuba, dan karena pribadinya.”
”Ketika saya bimbang saya selalu mengingat apa yang Che katakan,” tandasnya.(fara teploknet)

Tidak ada komentar: